Perangkat
lunak SIG bertugas mengelola hubungan (linkage) anatar files kartografi
(lokasi) dan DBMS (data atribut) selama operas-operasi pemrosesan peta yang
berbeda (misalnya overlay) berlangsung. Model yang lebih baru dikemabngkan oleh sejumlah periset,
yang dapat disebut sebagai sistem pasca relasional, sedangkan yang lain
benar-benar menggunakan pendekatan yang sama sekali berbeda.
Langkah awal pada pendekatan ini
adalah pemahaman adanya dugaan atau pendapat bahwa mekanisme penyimpanan data
yang optimal untuk informasi lokasi (spasial) di satu sisi, tetapi di dsisi
yang lain, tidak optimal untuk informasi atribut (tematik). Berdasarkan hal
ini, data kartografi digital disimpan di dalam sekumpulan files sistem operasi
direct access untuk meningkatkan kecepatan input-output, sementara data
atributnya disimpan did alam DBMS relasioanl lomersial yang standar.
Perbedaan penekanan para perancang
sistem SIG pada pendekatan basis data untuk penyimpanan koordinat-koordinat
peta dijital telah memicu pengembangan dua pendekatan yang berbeda dalam
mengimplementasikan basis data relasional di dalam SIG. Pengimplementasian
basis data relasional ini didasarkan pada model data hybrid atau terintegrasi.
Maka perangkat lunak SIG bertugas
mengelola hubungan (linkage) anatar files kartografi (lokasi) dan DBMS (data
atribut) selama operas-operasi pemrosesan peta yang berbeda (misalnya overlay)
berlangsung. Sementara digunakan beberapa pendekatan yang berbeda untuk
penyimpanan data kartografi, mekanisme untuk menghubungkan dengan basis datanya
tetap sama secara esensial, berdasarkan nomor pengenal (ID) yang unik yang
disimpan di dalam sebuah tabel atribut basis data yang memungkinkannya tetap
terkait dengan elemen-elemen peta yang bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar